Teknogav.com, Denpasar, Bali – X9 merupakan brand asal Bali yang didirikan oleh Sony Indra. Sebelumnya kami telah membahas mengenai sejarah berdirinya brand X9 sampai menjadi produk audio profesional. Sekarang mari kita menilik, seri apa saja yang telah dibuat dan proses perancangannya mulai dari ide sampai produk jadi. Pemilihan nama pada seri speaker yang diproduksi X9 pun unik dengan nama khas yang mencirikan nusantara. Keunikan tersebut juga diadopsi pada corak yang diusung produk-produk tersebut sesuai dengan nama yang disandangnya.
Ketertarikan Sony Indra saat membuat speaker jenis line array dan column dimulai dari pengamatannya pada speaker televisi. Tak banyak speaker televisi yang bisa menghasilkan suara lantang menurutnya. Dia pun berpikir bagaimana jika merancang speaker dengan benar dan menambahkan beberapa driver yang lebih lebar. Hal ini pun memotivasi Sony untuk mengembangkan produk-produknya.
Baca juga: X9 Pro Audio, dari Pulau Dewata untuk Indonesia
Pada Juli 2013, lahirlah speaker column dengan tinggi sekitar 1 meter yang diberi nama LX4811. Speaker yang juga bisa dipasang secara horisontal untuk konfigurasi line array. Ketika group band Saint Loco konser di Bali pun menggunakan speaker ini. Awal dirilis, speaker ini dibanderol dengan harga Rp2,5 juta. Seiring terus dilakukannya penyempurnaan sampai speaker ini stabil, kini speaker tersebut dibanderol dengan harga Rp6,4 juta. Bagi Sony, speaker seri ini seperti celana jeans, bukan yang best seller, tetapi selalu ada peminatnya dan mencari produk tersebut.
Baca juga: Vermöuth Audio Reference Loudspeaker Cable, Kabel Audio Premium Asal Bali
Tanggapan pasar pun makin positif, sehingga ada permintaan untuk memenuhi kebutuhan disc jokey atau DJ. Sony memenuhi permintaan tersebut dengan merilis seri DJM, speaker monitor dengan konfigurasi 2 way. Speaker seri DJM ini dilengkapi dengan softdome tweeter dan 2 midwoofer 4”. Seiring perkembangannya seri ini banyak dipesan juga untuk kebutuhan tempat-tempat ibadah.
Speaker X9 Pro Audio seri Kuta |
Sony mengembangkan seri DJM ini menjadi DJM Live untuk kebutuhan panggung medium dengan mengkonversi softdome tweeter menjadi compression driver. Tujuan utama pengkompresian tersebut adalah untuk menaikkan gain speaker. Selain itu Sony menambahan varian produk, yaitu DJM++ dengan konfigurasi mirip DJM. Fitur tambahan dari seri DJM++ adalah ketahanannya terhadap air dan cuaca ekstrem. Seri ini pun sempat dipamerkan di Italia.
seri Malioboro yang sudah discontinued |
Speaker X9 Pro Audio seri Malioboro |
Berbagai seri speaker dengan nama bernuansa nusantara pun dirilis Sony untuk menandai bahwa produk-produknya merupakan produk Indonesia. Seri Kuta dibekali komponen butik, konfigurasi speaker ini menggunakan woofer 2x 4 inci. Desain yang unik pun melekat pada seri Malioboro dan Nusantara. Sony merancang kedua seri tersebut dengan 2 tweeter yang dipadukan dengan 2 woofer 12 inci. Kini seri tersebut sudah mencapai MK3.
Speaker X9 Pro Audio seri Rinjani yang disusun secara line-array vertikal |
Saat ini seri Malioboro LA-1212 MK1 dan Malioboro LA-1212 MK2 sudah dihentikan Sony seiring dengan penelitian dan pengembangan yang dilakukannya. Sebagai pengganti, Sony meluncurkan Malioboro LA-1231 MK3. Selain itu dirilis juga seri Rinjani yang memiliki karakter lebih disesuaikan dengan keinginan penggemar. Ukuran speaker ini lebih kecil dengan tweeter tunggal dan woofer 10 inci. Selain itu X9 juga merilis subwoofer dengan dua pilihan, yaitu woofer tunggal berukuran 18 inci atau woofer ganda 18 inci. Subwoofer tersebut bisa dipadukan dengan semua jenis produk X9.
Baca juga: Q’labs #4, Earphone Asal Semarang yang Ludes dalam Sekejap
suasana workshop X9 di Bali |
suasana workshop di Bali |
Seluruh jajaran X9 ini diproduksi di workshop mereka yang berada di Bali. Hebatnya, menurut Amin Setyawan, Kepala Divisi Produksi X9, permintaan pasar tetap stabil walau di masa pandemi seperti sekarang ini. “Rata-rata kami menyelesaikan 200 produk dalam dua minggu” ucapnya.