Nah untuk mencegah agar tak menjadi korban stalkerware, berikut ini adalah tips-tips yang diberikan Kaspersky.
- Jangan memberitahu atau mengungkap kata sandi di perangkat, bahkan kepada orang terdekat atau yang dipercaya sekali pun.
- Ubah semua pengaturan keamanan di perangkat seluler termasuk ketika putus hubungan. Terkadang orang-orang yang sebelumnya menjalin hubungan dapat berupaya me dapatkan informasi pribadi dan memanipulasinya.
- Jangan pernah mengklik tautan dalam email yang tidak dikenal, terutama jika tidak yakin legal atau tidaknya. Pastikan keaslian email dengan mengunjungi situs web yang resmi terlebih dahulu.
- Lakukan perlindungan komprehensif dari berbagai ancaman dengan menggunakan solusi keamanan yang andal seperti Kaspersky Security Cloud.
- Informasi lebih lanjut mengenai cara Kaspersky melawan stalkerware dapat mengunjungi www.stopstalkerware.org.
Baca juga: Hati-hati, 23% Pengguna Internet Dikuntit secara Digital setelah Berkencan
"Kami selalu menganjurkan perlindungan privasi untuk semua pengguna, baik lelaki maupun perempuan di mana pun. Saya berharap dapat menielaskan mengenai ancaman online yang menargetkan perempuan saat ini berdasarkan data terbaru kami. Demikian jiha dengan langkah-langkah hukum dan tindakan pencegahan lebih lanjutt untuk melindungi mereka terhadap bahaya ini. Maret adalah bulan di mana kami mendedikasikan untuk memberdayakan perempuan di seluruh dunia. Mari kita lebih banyak berupaya melindungi para ibu, istri, anak perempuan dan para perempuan independen dari penguntit virtual,' ucap Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara..
Stalkerware selain mengganggu ruang privasi juga mengakibatkan terganggunya hubungan karena pelanggaran privasi, sehingga hak pun dilanggar. Salah satu kasus nyata adalah ketika seorang suami memantau smartphone istrinya memakai stalkerware sehingga hubungan menjadi tidak sehat. Stalkerware pun kemudian dikenal juga sebagai spouseware di masyarakat.
Baca juga: Risih Diintai Pasangan Diam-diam? Ini Tips Kaspersky Hindari Stalkerware
Kasus pelanggaran privasi ini membuat Kaspersky mendirikan gerakan Coalition Against Stalkerware. Gerakan tersebut ditujukan untuk membantu melindungi pengguna dari bahaya stalkerware dan menghindari hubungan yang tidak sehat. Bahaya yang ditimbulkan stalkerware juga diharapkan bisa menjadikan statusnya sebagai ilegal.
Indonesia sendiri mengalami penurunan dampak Stalkerware yang signifikan pada tahun 2019 jika dibandingkan tahun 2018. Berdasarkan laporan Kaspersky jumlah pengguna yang terkena pengaruh Stalkerware pada tahun 2019 adalah 2.720. Jumlah tersebut menurun signifikan jika dibandingkan tahun 2018 yang sejumlah 3.381. Berdasarkan statistik tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-17 dunia terkait penggunaan yang terkena dampak stalkerware.
Baca juga: Kekerasan Digital Melalui Stalkerware Sedikit Menurun di Tahun 2022
Stalkerware
|
Pengguna yang terkena dampak pada tahun 2018
|
Pengguna yang terkena dampak pada tahun 2019
|
Peringkat berdasarkan jumlah pengguna yang terkena dampak pada tahun 2018
|
Peringkat berdasarkan jumlah pengguna yang terkena dampak pada tahun 2019
|
Vietnam
|
5.937
|
7.216
|
9
|
9
|
Malaysia
|
3.596
|
4.436
|
13
|
13
|
Indonesia
|
3.381
|
2.720
|
15
|
17
|
Philippines
|
1.469
|
1.366
|
33
|
35
|
Thailand
|
1.162
|
1.196
|
38
|
38
|
Singapore
|
733
|
866
|
50
|
44
|
Jika dibandingkan dengan jumlah deteksi jenis malware lain, angka tersebut memang terlihat kecil, tetapi tetap perlu diwaspadai karena melanggar privasi. Pada tahun 2019, produk Kaspersky mendeteksi 222.434 instalasi stalkerware pada pengguna perangkat Windows. Tiga negara yang paling terkena dampak ini adalah Rusia, India dan Jerman, masing-masing jumlahnya adalah 40.912, 18.549 dan 15.217.