Perusahaan teknologi biasanya menggunakan data berupa informasi pribadi penggguna sebagai aset untuk mengembangkan produk dan layanan digital yang bermanfaat bagi pengguna. Semestinya perusahaan teknologi bertanggung jawab menjaga informasi pribadi pengguna tersebut, tetapi sayangnya beberapa perusahaan teknologi berpotensi menyalahgunakan data tersebut.
Di Indonesia sendiri, kasus penyalahgunaan dan pelanggaran data pribadi bukan hal yang baru. Suatu perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending pada tahun 2018 ketahuan menyalahgunakan data pribadi. Peusahaan tersebut memanfaatkan data pribadi untuk menagih debitur dengan cara intimidatif.
infografis rutinitas berinternet orang Indonesia |
Mozilla menentang segala bentuk pelanggaran data pribadi, termasuk Surveillance Economy sehingga membangun Firefox Personal Data Promise. Isi dari Firefox Personal Data Promise adalah prinsip-prinsip untuk menjaga privasi pengguna di setiap produk Firefox. Prinsip-prinsip tersebut mencakup:
- Penggunaan data seperlunya untuk kebutuhan penggguna sendiri. Mozilla mempertimbangkan penggunaan data pengguna, seperti apakah benar-benar membutuhkan data, penggunaan data dan waktu penghapusan data.
- Menjaga keamanan data dengan selalu mengutamakan privasi pengguna. Data dikelompokkan sesuai kategori dan menerapkan peraturan tegas dalam menyimpan dan menjaga data tersebut secara berkelanjutan.
- Selalu terbuka mengenai pemberitahuan privasi. Semua orang bisa bergabung dalam rapat mingguan Mozilla. Mozilla juga memastikan kode-kodenya terbuka untuk diakses jika pengguna ingin melihat titik data yang dikumpulkan.