Teknogav.com - Sebelumnya kami telah mengulas Vermouth Audio, brand audio asal Bali dengan menampilkan review Vermouth Audio Reference Loudspeaker Cable. Review tersebut dilakukan oleh Marcin Olszewski dari Soundrebels. Nah, kali ini mari kembali melanjutkan eksplorasi yang dilakukan Marcin Olszewski pada produk Vermouth Reference Power Cord. Yuk, simak review pria asal Polandia ini mengenai kabel daya reference dari Vermouth tersebut.
Kabel daya adalah aksesori yang sangat penting dan mutlak dibutuhkan agar perangkat listrik dapat beroperasi. Review kali ini mengulas kabel daya, tetapi bukan sembarang kabel daya yang biasa disertakan pada produk elektronik seperti laptop. Vermouth Reference Power Cord adalah kabel audiofil, yaitu kabel yang didedikasikan untuk audio dan diproduksi berdasarkan pengukuran. Hal yang paling penting adalah dihasilkan dari sesi mendengarkan.
Bagi awam mungkin hanya mengkategorikan kabel berdasarkan berfungsi dan tidak. Lain halnya dengan orang yang sadar diri dan berdedikasi mendengarkan perangkat Hi-Fi dan High-End. Kabel daya tak hanya semata dinilai dari bisa menghantarkan atau tidak, kemampuan tersebut hanya awal dari penelusuran lebih lanjut dan eksperimen bertahap. Hal inilah yang dilakukan Hendry Ramli yang telah memberikan kesempatan Marcin Olszewski untuk mencicipi Vermouth Reference Power Cord. Produk ini merupakan kabel daya papan atas dari pabrikan Indonesia.
Desain Fisik Vermouth Reference Power Cord
tampilan Vermouth Reference Power Cord (sumber: Soundrebels) |
Reference kabel ini terdiri dari 39 kawat kabel serabut OCC yang dipilin dengan penampang berbeda dengan diameter kumulatif 10 AWG. Kawat kabel serabut tersebut dililitkan di sekitar tabung udara (tabung PE berisi udara). Seluruhnya ditempatkan di dalam penutup mylar aluminium dan dilindungi perisai tenunan. Rancangan tersebut dibalut selubung PVC putih yang menjadi trademark perusahaan dengan aksen benang hitam. Konektor berasal dari Furutech, yaitu model FI-28 dan FI-38 yang dimodifikasi dan dilengkapi bingkai khusus yang terbuat dari serat karbon. Kabel dikemas dalam kotak kardus yang elegan namun sederhana, dilindungi oleh tas linen dan disertai sertifikat.
Paket Vermouth Reference P ower Cord beserta kemasannya (sumber: Soundrebels) |
Kotak kemasan Vernouth Reference Power Cord dan sertifikatnya (sumber: Soundrebels) |
Sistem yang digunakan pada pengujian
- CD/DAC: Ayon CD-35 (Preamp + Signature)
- Network player: Lumin U1 Mini
- Digital source selector: Audio Authority 1177
- Turntable: Kuzma Stabi S + Kuzma Stogi + Dynavector DV-10X5
- Phonostage: Tellurium Q Iridium MM/MC Phono Pre Amp
- Power amplifier: Bryston 4B³
- Loudspeakers: Dynaudio Contour 30
- IC RCA: Tellurium Q Silver Diamond
- IC XLR: Organic Audio; Vermöuth Audio Reference
- Digital IC: Fadel art DigiLitz; Harmonic Technology Cyberlink Copper; Apogee Wyde Eye; Monster Cable Interlink LightSpeed 200
- Kabel USB: Wireworld Starlight; Goldenote Firenze Silver; Audiomica Laboratory Pebble Consequence USB; Fidata HFU2
- Kabel speakerSignal Projects Hydra
- Kabel listrik: Furutech FP-3TS762 / FI-28R / FI-E38R; Organic Audio Power + Furutech CF-080 Damping Ring; Acoustic Zen Gargantua II; Furutech Nanoflux Power NCF
- Papan distribusi daya: Furutech e-TP60ER + Furutech FP-3TS762 / Fi-50 NCF(R) /FI-50M NCF(R)
- Soket listrik: Furutech FT-SWS(R)
- Platform anti getaran: Franc Audio Accessories Wood Block Slim Platform
- Kabel ethernet: Neyton CAT7+; Audiomica Laboratory Anort Consequence
- Meja: Rogoz Audio 4SM3
Rangkaian sistem yang digunakan menguji Vermouth Reference Power Cord (sumber: Soundrebels) |
Hasil Pengujian Vermouth Reference Power Cord
Kabel yang diterima dalam kondisi baru dari pabrik. Jadi pengujian dilakukan dengan membuatnya bekerja dan menetap di sistem pengujian selama dua minggu, sebelum mulai mendengarkan secara normal. Secara detail, Kabel Daya Referensi Vermöuth mewakili kombinasi dark background dan peningkatan resolusi
Apakah Anda memperhatikan perbedaan yang jelas ini?
Bagaimana mungkin brightness berkurang dan nuansa musik yang terasa dan microdetails meningkat? Nah, di Hi-Fi,
dan terutama di High-End, teori tidak selalu datang bersama dengan praktik atau
kenyataan, jadi daripada berpikir bagaimana ini bisa mungkin, saya menyarankan
agar Anda menerima begitu saja.
Desain Vermouth Reference Power Cord (sumber: Soundrebels) |
Segala jenis desaturasi pada kabel daya Vermouth tak bisa disalahkan, karena permasalahannya seperti pada efek lensa transparan dengan sensor yang sangat peka. Kendati demikian ini juga bukan gambaran yang lengkap. Pada bukaan lensa penuh, perubahan kedalaman fokus tidak dalam atau hanya beberapa milimeter. Sensor dengan ISO tinggi pun cenderung memiliki tingkat noise tinggi. Kabel asal Indonesia ini memiliki wawasan cemerlang pada kedalaman panggung musik tanpa adanya masalah dengan gradasi ruang. Keakuratan dalam menciptakan sumber virtual pun luar biasa.
Hal yang menarik adalah untuk mengalami sensasi ini tak perlu menelusuri katalog musik audiofil yang banyak. Album komersial 'Fortress' dari band Alter Bridge pun mampu mendemonstrasikannya. Bassnya sangat kencang, terkontrol dan definitif. Awalnya mungkin ada sedikit frekuensi yang lebih rendah jika dibandingkan kabel pesaing, tetapi dalam perbandingan langsung, kebenaran akan terungkap. Kejutan positif pun datang dari frekuensi atas, suara dari riff gitar, sangat cemerlang disertai dengan resolusi dan kejernihan bak kristal.
Desain Vermouth Reference Power Cord (sumber: Soundrebels) |
Tentu saja dengan repertoar akustik yang lebih halus, nuansa musiknya menjadi lebih baik. Hal ini dapat didapat saat mendengarkan “Tartini Secondo Natura” dari Tormod Dalen, Hans Knut Sveen dan trio Sigurd Imsen. Kabut yang seolah mengelilingi musisi hampir tidak ada, dan ketenangan ini menyebar ke sekitar pendengar hanya dengan beberapa nada pertama yang dimainkan. Pada saat yang sama warna nada kasar yang sekaligus segar dari instrumen yang digunakan selama sesi rekaman seolah seperti kencan pertama yang berhasil.
Bisa diklaim bahwa latar belakang gelap Vermöuth memiliki banyak kerapatan yang mirip dengan kabel 聖 HIJIRI 'TAKUMI' MAESTRO. Kendati demikian resolusi yang dihasilkan lebih karena penggunaan kabel flagship Furutech NanoFlux-NCF.
Bisa diklaim bahwa latar belakang gelap Vermöuth memiliki banyak kerapatan yang mirip dengan kabel 聖 HIJIRI 'TAKUMI' MAESTRO. Kendati demikian resolusi yang dihasilkan lebih karena penggunaan kabel flagship Furutech NanoFlux-NCF.
Vermouth Reference Power Cord dalam kondisi terpasang bersama kabel lain (sumber: Soundrebels) |
Kabel Daya Referensi Audio Vermöuth adalah contoh lain dari ungkapan jika ingin memasuki pasar audio High-End yang ketat. Hal yang dibutuhkan adalah memiliki gagasan, kemudian pengetahuan untuk membuat gagasan ini berhasil, dan subkontraktor solid yang dapat menawarkan penyempurnaan teknologi dengan tepat.
Perlu diingat bahwa Vermöuth Audio hanya Hendry Ramli, yang dengan keras kepala mengikuti jalan yang dia pilih. Kini dia telah mencapai titik di mana seseorang mulai mendengar tentang kabelnya lebih dan lebih. Semoga ada lebih banyak orang yang bersemangat seperti itu di dunia High-End, dan kembali manusiawi setelah era konsolidasi perusahaan. Mudah-mudahan harganya juga lebih "manusiawi".
Sumber : SoundRebels
Baca juga:
Vermouth Audio Studio Monitor, Jagoannya Segmen Speaker Premium IndonesiaBerbagai produk Vermouth Audio bisa dibeli melalui reseller dan juga e-commerce berikut ini:
|
|