
Teknogav.com - Qualcomm, Axiata dan Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) menggelar webinar yang membahas teknologi 5G di Indonesia. Pada webinar ini juga dipaparkan studi yang diselenggarakan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan disponsori Qualcomm International dan Axiata Group Berhad. Judul dari studi tersebut adalah “Unlocking 5G Benefits for the Digital Economy in Indonesia”. Studi tersebut mengungkap bahwa penerapan 5G merupakan kunci dalam meningkatkan PDB Indonesia, membuka lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas pada 2030.
Para pembicara regional dan nasional turut hadir pada webinar ini, yaitu:
- ST Liew, Vice President, Qualcomm CDMA Technologies Asia-Pacific Pte. Ltd., dan President, Qualcomm Taiwan
- Asri Hasan Sabri, Group Chief Corporate Officer Axiata Group yang berbasis di Malaysia
- Ivan Samuels dari PT. LAPI ITB
- Dr. Denny Setiawan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika
- 5 prioritas kerja Presiden dan Wakil Presiden
- mewujudkan Roadmap Making Indonesia 4.0
- pengembangan layanan TIK berkualitas untuk 9 destinasi wisata super prioritas
- mempersiapkan ibu kota negara baru
- Kebijakan strategis yang mencakup pilhan teknologi 5G, keenomian 5G dan geostrategis
- Infrastruktur 5G yang mencakup ketersediaan jaringan dengan kapasitas besar, infrastruktur pasif dan spektrum frekuensi
- Ekosistem 5G yang mencakup sumber daya manusia, aplikasi pemerintahan, startup, internet of things, big data dan AI
- Kebijakan implementasi yang mencakup model bisnis, regulasi, infrastruktur pasif dan uji coba
- Ketersediaan spektrum frekuensi untuk kebutuhan spekstrum 5G yang terbagi dalam super data layer, capacity layer dan coverage layer
Dr. Ismail, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika |
Studi Unlocking 5G Benefits for the Digital Economy in Indonesia oleh ITB
Prediksi hasil studi menunjukkan bahwa penerapan 5G yang agresif di indonesia bisa menambah Rp2.874 triliun bagi perekonomian negara, Angka tersebut merupakan hasil kumulatif dari tahun 2021 sampai 2020 atau sekitar 9,5% PDB. Pada tahun 2035 angka tersebut terus meningkat menjadi Rp3.549 triliun atau sekitar 9,8% PDB. Jumlah peluang kerja yang terbuka akibat penerapan 5G sekitar 4,6 sampai 5,1 kerja. Produktivitas per kapita pun meningkat sekitar Rp9-11 juta dalam periode yang sama.Hasil Studi ITB |
“Kami memperkirakan bahwa implementasi 5G yang agresif dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,1% di luar proyeksi pemerintah. Ekonomi tersebut berpotensi tumbuh lebih lanjut dari peningkatan produktivitas di sebagian besar industri dan layanan yang didorong teknologi 5G. Industri dan konsumen menyambut positif peluang 5G. Banyak perusahaan yang sudah mulai mengaplikasikan use-cases 5G dengan harapan 5G dapat membuka peluang bisnis lebih baik dan luas. Hal ini menekankan pentingnya pemerintah untuk mendorong agenda 5G tahun ini,” lanjut Ivan.
Hasil Studi ITB |
- Mendefinisikan 5G sebagai agenda prioritas nasional
- Memperkenalkan rencana konektivitas dan broadband nasional tahun 2021-2025 untuk menstimulasi pasokan dan permintaan layanan-layanan baru
- Meninjau ulang mekanisme penetapan spektrum dan merilis spektrum akses utama mulai tahun 2020 ke operator seluler Indonesia
- Memperluas gaya hidup broadband dan digital ke pinggiran kota dan pedesaan
- Memungkinkan Infrastructure Sharing dan memerkuat kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan BUMN
- Membangun pendekatan dua fase untuk memfasilitasi perkenalan 5G
- Menstimulasi inovasi dan mendukung lingkungan kewirausahaan domestik
- Memperkuat rezim proteksi pelanggan
Ririek Adriansyah, Ketua Umum ATSI |
“Saat ini, kami telah memasukkan spektrum 5G dalam dokumen rancangan RPJMN 2024. Pembahasan beberapa hal secara legislasi Omnibus Law yang kedepannya dapat mendukung proses 5G di Indonesia. Beberapa contohnya adalah cara menyelaraskan kebijakan infrastruktur pasif, bisnis model, dan menyiapkan spektrum. Pada persiapan spektrum ini kami mempersiapkan proses refarming, dan yang terakhir proses sharing spectrum,” ucap Denny Setiawan, Kepala 5G Task Force Indonesia.
![]() |
Denny Setiawan, Kepala 5G Task Force Indonesia |
penempatan existing band |
Qualcomm
Piihak Qualcomm yang diwakili S.T. Liew pun menyoroti sangat besarnya peluang aplikasi 5G di Indonesia, terutama pada keragaman use case. Use case tersebut termasuk Industrial Internet of Things (IIoT) yang selaras dengan roadmap Making Indonesia 4.0 dari pemerintah. Tujuan roadmap tersebut adalah memanfaatkan IIoT untuk merevolusi industri-industri penting bagi negara seperti manufaktur. Industri dapat lebih efisien, cerdas, aman dan memungkinkan platform berskala untuk menghubungkan berbagai jenis IIoT dengan menerapkan 5G.“Momentum ini membuka peluang Indonesia menempati posisi sangat baik untuk mencapai target Revolusi Industri 4.0 sesuai agenda Making Indonesia 4.0. Dan untuk menjalankan misi pemerintah mencapai pertumbuhan yang inklusif, yaitu saat industri dan masyarakat mendapatkan manfaat revolusi digital,” ucap Liew.
![]() |
ST Liew, Vice President, Qualcomm CDMA Technologies Asia-Pacific Pte. Ltd., dan President, Qualcomm Taiwan |
“Kami tetap berkomitmen kuat untuk berpartisipasi dalam agenda inovasi Indonesia. Harapannya kami bisa terus bertukar ide dan berkontribusi pada strategi untuk memastikan infrastruktur yang berkelanjutan, ekosistem regulasi yang mendukung, dan rencana siap pasar untuk meraih masa depan 5G Indonesia,” lanjut Liew.
Axiata Group
![]() |
Asri Hasan Sabri, Group Chief Corporate Officer Axiata Group yang berbasis di Malaysia |
“Perusahaan-perusahaan telekomunikasi utama di Indonesia telah menunjukkan komitmen yang teguh dalam mendukung agenda inklusivitas Pemerintah. Dukungan tersebut dilakukan melalui investasi yang konsisten untuk meningkatkan kapasitas serta perluasan jaringan. Kini industri telah mencapai saturasi dan membutuhkan tambahan spektrum 580 MHz. Spektrum ini dibutuhkan untuk melayani pertumbuhan data yang pesat, kecepatan yang lebih cepat dan persyaratan latensi. Kebutuhan ini untuk memenuhi permintaan yang eksponensial dari konsumen maupun perusahaan,” ucap Asri.
Asri melanjutkan bahwa pelepasan spektrum secara tepat waktu, bersama dengan intervensi kebijakan berwawasan ke depan yang mendukung efisiensi biaya dan implementasi jaringan yang cepat seperti spektrum sharing akan makin meningkatkan ketahanan infrastruktur digital Indonesia dan posisi negara ini dibandingkan dengan negara lain.