
Teknogav.com - Zebra adalah penyedia solusi kebutuhan industri dari hulu ke hilir yang memungkinkan aset dan pekerja dapat terlihat, terhubung dan optimal. Solusi ini meningkatkan pengalaman berbelanja, pelacakan dan pengelolaan inventori sehingga pengelolaan rantai pasokan atau supply chain management (SCM) lebih efisien. Pada studi Food Safety Supply Chain Vision, Zebra memaparkan pandangan mengenai keamanan, kemampuan produk dilacak, transparansi produk makanan dan minuman. Transparansi tersebut mulai dari pergudangan sampai ke toko-toko grosir dan restoran.
Responden studi yang dilakukan Zebra mencakup konsumen dan para pemimpin industri makanan dan minuman di seluruh dunia. Mereka mengungkapkan kekhawatiran utama mengenai keamanan pangan yang mencakup kebersihan dapur restoran, kebersihan pramusaj, dan penularan wabah melalui makanan. Kekhawatiran juga mencakup penyakit akibat makanan yang terkontaminasi dan penarikan makanan dan minuman. Jika terjadi insiden yang berkenaan dengan makanan, para konsumen mengatakan bahwa tak mudah memaafkan.
Baca juga: Tekankan Pentingnya Pengalaman Berbelanja, Zebra Tawarkan Perangkat MC3300 Bagi Peritel
Hasil Studi Zebra Food Safety Supply Chain Vision
- 60% responden mengatakan tak akan kembali ke restoran yang menyebabkan keracunan makanan atau makanannya menularkan penyakit
- 80% konsumen meyakini perusahaan harus bertanggung jawab menerapkan solusi keamanan pangan dan memastikan semua makanan aman
- 83% konsumen mengatakan bahwa industri makanan dan minuman berperan penting dalam keamanan makanan
- 69% responden mengatakan penting untuk mengetahui sumber makanan yang dikonsumsi
- 69% pemimpin di industri makanan dan minuman mengatakan bahwa industri ini siap mengelola pelacakan dan transparansi makanan. Kendati demikian hanya 35% konsumen yang setuju mengenai kesiapan tersebut. Bahkan hanya 13% konsumen yang merasa industri siap mengelola pelacakan dan transparan SCM makanan mereka. .Dari sisi pemimpin industri, hanya 27% yang merasa siap melakukan pelacakan dan tranparansi tersebut.
- 51% pemimpin industri yang disurvei pun mengakui bahwa harapan konsumen menjadi tantangan sampai lima tahun ke depan.
Hasil survei yang menunjukkan ketertarikan konsumen dan para pemimpin di industri makanan terhadap sumber, kualitas dan keamanan makanan ini wajar. Hal ini seiring dengan meingkatnya perhatian pada masalah kesehatan dan gaya hidup sehat. Kendati demikian ada jarak antara keyakinan konsumen dengan sudut pandang para pemimpin di industri makanan.
![]() |
Tracy Yeo, Country Lead for Indonesia, Zebra Technologies Asia Pacific |
“Studi kami menunjukkan bahwa saat industri berusaha memastikan rantai pasokan yang lebih transparan, masih banyak yang harus dilakukan. Upaya yang harus dilakukan tersebut untuk memperbaiki kepercayaan konsumen dan meningkatkan traceability makanan. Perusahaan biasanya memiliki lebih banyak informasi yang dapat diberikan kepada konsumen agar tingkat kepercayaan terhadap asal makanan makin membaik,” ucap Tracy Yeo, Country Lead for Indonesia, Zebra Technologies Asia Pacific.
Berdasarkan hasil studi Zebra, tampak bahwa teknologi berperan penting untuk mengatasi kesenjangan antara pemain industri dan konsumen. Peran ini baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Sebesar 90% pemimpin industri makanan dan minuman mengakui bahwa solusi pada kemampuan pelacakan akan memberi manfaat daya saing. Solusi tersebut dapat memenuhi harapan konsumen.
Kemampuan Pelacakan Produk dan Transparansi dengan Perangkat Modern
Sekitar 60% leader tersebut menyatakan bahwa penanganan, pengiriman, penyimpanan dan pelacakan produk yang mudah rusak akan menurunkan risiko. Sebanyak 41% pemimpin industri F&B menyatakan bahwa tag RFID lebih baik kemampuannya melacak makanan dalam SCM dibandingkan teknologi lain. Kendati demikian baru 31% perusahaan yang menggunakan teknologi tersebut.
![]() |
portofolio produk Zebra |
Baca juga: AWS Paparkan Contoh-contoh Penerapan Machine Learning Pada Transformasi Digital
Sebanyak 90% pemimpin industri F&B berharap akan menggunakan perangkat modern untuk pelacakan dalam lima tahun ke depan. Sekitar 90% pengambil keputusan di perusahaan memahami keuntungan daya saing yang diberikan teknologi. Sebanyak 93% para pengambil keputusan di perusahaan pun berencana untuk meningkatkan investasi dalam teknologi pemantauan makanan.
Perangkat modern tersebut mencakup komputer mobile dengan pemindai, pemindai barcode,dan mobile barcode label printer. Teknologi tersebut akan membantu mengelola dan melacak produk makanan secara digital dan menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan konsumen dengan transparan. Hal ini tentunya menjadi faktor utama bagi perusahaan untuk meraih kepercayaan konsumen.
![]() |
Teknologi-teknologi utama yang ditawarkan Zebra |
![]() |
Aik Jin, Tan, Vertical Solutions Lead, Zebra Technologies Asia Pacific |
- Komputer sentuh TC52x/TC57X
- Enabler RFID untuk perangkat mobile RFD8500 UHF RFID Sled
- Pemindai portable CS60 Series
- Printer mobile ZQ511/ZQ521 yang juga bisa digunakan untuk mencetak label RFID. Perangkat ini kokoh untuk penggunaan di lapangan dan pintar.
perangkat-perangkat Zebra |
Teknologi RFID lebih aman dibandingkan dengan barcode karena seluruh data yang terkandung di dalamnya sudah di-enkripsi terlebih dahulu. Pembacaan pun harus menggunaan alat khusus dengan frekuensi yang sesuai, sehingga RFID memiliki keunggulan lebih dalam hal keamanan. Kekurangannya, data pada RFID tidak selengkap barcode. Penggunaan alat ini juga dipengaruhi material yang digunakan, termasuk keberadaan air di sekitar. Biasanya RFID ini tidak bisa diterapkan di industri makanan, dan lebih banyak dipakai di industri fashion.
Baca juga: Ben Marvin Tan Ditunjuk Sebagai Country Manager Zebra Technologies
Hasil Studi Zebra Secara Regional
Berikut ini adalah hasil-hasil dalam studi Zebra yang dikelompokkan secara regional
Asia-Pasifik
- 93% pemimpin di industri F&B yakin sudah bertanggung jawab secara etika untuk memastikan telah menangani dan mengelola makanan dengan aman.
- 73% konsumen menyebutkan bahwa penyakit dan kematian akibat makanan yang terkontaminasi adalah risiko yang paling mengkhawatirkan dalam supply chain makanan.
- 89% pemimpin industri yakin bahwa investasi dalam solusi yang berfokus pada traceability akan memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan mereka.
- 68% konsumen di Asia Pasifik ingin mengetahui cara makanan dan bahan-bahannya diproduksi, dipersiapkan dan dikelola
- 83% pengambil keputusan mengatakan transparansi meurpakan keuntungan kompetitif, persentase eksekutif di daerah lain bahkan lebih tinggi, yaitu 97% ke atas.
Eropa
- 15% konsumen benar-benar yakin bahwa distributor makanan dan minuman dapat menjamin keamanan makanan untuk konsumsi publik.
- 62% konsumen menyebutkan wabah yang ditularkan melalui makanan (foodborne outbreak) adalah masalah keamanan makanan yang paling utama bagi mereka.
- 53% pemimpin industri F&B setuju bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab etis untuk memastikan makanan ditangani dan dikelola dengan aman.
Amerika Latin
- 87% konsumen menyebutkan bahwa kebersihan staf di dapur restoran merupakan hal yang paling dikhawatirkan mengenai makanan
- 97% pemimpin industri yakin bahwa berinvestasi di teknologi keamanan pangan dan traceability akan meningkatkan daya saing perusahaan
- 79% konsumen mengatakan perlu memiliki akses ke informasi yang akurat mengenai asal makanan yang mereka konsumsi.
Amerika Utara
- 45% pemimpin di industri F&B percaya pada jaminan perusahaan dan brand bahwa makanan dan minuman mereka aman dikonsumsi publik. Persentase konsumen jauh lebih kecil pada jaminan tersebut, yaitu 18%
- 91% pemimpin industri yakin bahwa perusahaan mereka bertanggung jawab untuk mengimplementasikan solusi keamanan pangan
- 64% konsumen mengatakan alasan utama membutuhkan informasi mengenai asal makanan yang dikonsumsi adalah takut pada penyakit yang ditularkan melalui makanan
Metodologi studi Food Safety Supply Chain Vision dari Zebra melibatkan 4.957 konsumen dan 462 pemimpin industri makanan dan minuman. Sektor industri F&B tersebut mencakup pabrik, transportasi dan logistic, dan distribusi grosir. Responden tersebut berasal dari Amerika Latin, Amerika Utara, Asia-Pasidik dan Eropa. Wawancara terhadap responden dilakukan pada Januari 2020 oleh Azure Knowledge Corporation.