Teknogav.com - Cikal bakal FAD Guitars adalah ketika Andreas Kristantya mendirikan usaha Custom Guitars di Yogyakarta 2014 silam. Kemudian pada tahun 2016, Andreas pun bertemu dengan Kristian Dharma dan Hengky Irawan dan sepakat me-restart FAD. Manajemen pun diubah total, mulai dari hulu sampai hilir produksi. Tak ada lagi pemesanan gitar kustom dengan model sesuai keinginan pelanggan. Kini bahkan produk-produk FAD sudah berekspansi sampai ke luar negeri.
FAD sendiri merupakan kependekan dari 'Focus Adventurous Dependable'. Andreas melayani pembuatan gitar listrik dalam berbagai bentuk untuk mengasah kemampuannya di bidang kerajinan kayu. Baginya kerajinan kayu adalah passion yang dimiliki sejak masih kanak-kanak. Selain gitar, Andreas mengisi waktu senggangnya dengan membuat kerajinan kayu yang lain.
Baca juga: Nuansa Nusantara Warnai Nama Jajaran Speaker X9 Pro Audio
![]() |
suasana produksi di workshop FAD |
Pembagian Tugas di FAD
Setelah FAD mengalami ‘restart’, Andreas bertanggung jawab atas pemilihan bahan kayu, bentuk, dan keindahan. Semua yang berkaitan dengan konstruksi adalah tanggung jawabnya. Sedangkan Hengky memegang bagian administrasi, keuangan, promosi dan berbagai hal yang berurusan dengan back office.
![]() |
suasana produksi di workshop FAD |
Kristian yang juga seorang musisi, yaitu pemain bass tentu saja bertanggung jawab atas kualitas suara. Detail dari setiap bagian instrumen gitar tersebut dan pengendalian mutu terakhir sebelum dikirim ke pemesan juga dipegang Kristian. Mereka bertiga tentu saja sering juga saling berdebat untuk menyamakan visi dan misi usaha yang dibangun bersama. “Awal-awal seru tuh, hampir tiap hari kita berantem di group WhatsApp,” ucap Kristian.
Produksi yang dilakukan FAD Guitars belum masif, namun menerapkan standar yang tinggi di setiap produk. Hanya bagian-bagian besar yang menggunakan bantuan mesin CNC, tetapi detail pada sudut harus tetap dilakukan secara manual. Tidak ada toleransi pada kesalahan-kesalahan produksi. “Mendingan membuat baru lagi daripada pelanggan kecewa,” lanjut Kristian.
Baca juga: Vermöuth Audio Reference Loudspeaker Cable, Kabel Audio Premium Asal Bali
Produk-produk FAD Guitars
Lini produk FAD Guitars dibagi menjadi tiga segmen, Standard Series, Deluxe Series dan Time Machine. Klasifikasi ini untuk memudahkan pelanggan memilih produk FAD Guitars yang sesuai dengan gaya dan anggaran yang dimiliki pelanggan. Konsep kustom dibatasi untuk menjaga kualitas, sehingga tidak selalu melakukan riset dan coba-coba pada setiap produksinya.
![]() |
Corona P5 Standard |
Standard Series dibanderol dengan kisaran harga Rp5 jutaan. Produk-produk pada segmen ini mencakup Corona P4/P5, Corona MMP, Corona MMJ dan Classic J4/J5. Pemesan bisa memilih bahan kayu fingerboard maple atau rosewood. Warna dari gitar pun bisa dipilih, pilihannya terdiri dari Pelham Blue, Medalion Gold, Olympic White, Jet Black dan Sherwood Green.
![]() |
Classic Custom Shop IV |
Segmen ketiga, yaitu Time Machine dibagi menjadi dua model, di antaranya adalah Classic J70 dan Corona P60. Semua seri ini menggunakan fingerboard yang sama yaitu Rosewood, pilihan warnanya adalah Classic Firemist Silver dan Dark Red. Tipe Corona diberi warna Faded Lake Placid Blue dan Charcol Silver.
Baca juga: Q’labs #4, Earphone Asal Semarang yang Ludes dalam Sekejap
![]() |
Corona P50's Akoustra dan Corona PJ4 Standard |
Berikut ini adalah beberapa pemain bas yang sudah menggunakan produk-produk FAD dalam bermusik, yaitu:
- Resha Aditya (Endah N Resha)
- Jawa (Maliq & D'Essentials)
- Dochi (Pee Wee Gaskins)
- Ryan Innocentio (@r.innocentio)
- Rishanda Singgih (@rishanda)
- Mikael Brozio Orah (Dialog Dini Hari)
- Made Edy (Manja)
![]() |
Resha Aditya, bassist Endah N Rhesa (kiri) dan Kristian Dharma (kanan) |
![]() |
Jawa, pemain bass Maliq & D'Essentials |