Teknogav.com - Pada 16 Maret 2021, Huawei menyelenggarakan forum Innovation and IP Prospects in 2021 and Beyond. Acara tersebut digelar di kantor pusat mereka di Shenzhen, Tiongkok. Di kesempatan tersebut, Huawei pun merilis buku putih terkini mengenai inovasi dan kekayaan intelektual.
Dalam forum tersebut ditekankan mengenai pentingnya membuat terobosan dalam teknologi. Dibutuhkan orang-orang yang idealis dan pemimpi untuk mencapai hal tersebut. Huawei pun awalnya didirikan 30 tahun lalu atas mimpi untuk menjadi perusahaan teknologi terbesar. Buku putih yang dirlis Huawei pun fokus pada sejarah Huawei dalam inovasi dan manajemen kekayaan intelektual sebelum tahun 2021. Data dan pencapaian yang diraih Huawei bekenaan dengan investasi dan litbang sejak tahun 1990an pun dituangkan dalam buku putih tersebut.
Song Liuping, Chief Legal Officer Huawei |
”Kami ingin menunjukkan sejarah inovasi kami selama 30 tahun terakhir dan komitmen jangka panjang kami. Komitmen tersebut adalah untuk menghormati, melindungi, dan berkontribusi pada kekayaan intelektual. Kami ingin Anda lebih memahami cara Huawei menjadi seperti sekarang dengan buku putih ini,” ucap Song Liuping, Chief Legal Officer Huawei.
Baca juga: Huawei Terus Siapkan Teknologi dan Ekosistem 5G di Indonesia
Buku putih tersebut memaparkan bahwa Huawei merupakan salah satu pemegang paten terbesar di dunia. Hal tersebut dapat dicapai melalui investasi dalam inovasi yang berkesinambungan. Lebih dari 100 ribu paten aktif dimiliki Huawei pada akhir tahun 2020. Paten tersebut terdapat di lebih dari 40 ribu keluarga panten di seluruh Indonesia.
”Inovasi telah menjadi inti bisnis Huawei sejak perusahaan ini didirikan. Buku putih tahun 2020 kami mencantumkan jumlah aplikasi paten yang diajukan Huawei, atau aktivitas Litbang dan inovasi kami. Pencapaian dan kegiatan tersebut terjadi dan dilakukan pada akhir 90-an dan awal 2000-an. Aplikasi paten Huawei di seluruh dunia setara dengan para pemimpin industri lainnya di awal tahun 2000-an. Kesuksesan Huawei saat ini adalah hasil dari investasi jangka panjang dalam inovasi dan litbang,” ucap Jason Ding, Head of Huawei's Intellectual Property Rights Department.
Jason Ding, Head of Huawei's Intellectual Property Rights Department |
Paten Huawei dan Pendapatan Lisensi Paten
Pengajuan paten pertama dilakukan Huawei pada tahun 1995 di Tiongkok. Kemudian pada tahun 1999 dilakukan permohonan paten pertama kalinya di Amerika Serikat. Huawei pun meraih posisi pertama dalam hal jumlah permohonan paten yang diajukan berdasarkan Perjanjian Kerja Sama Paten pada tahun 2008. Pencapaian ini diakui Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Propery Organization (WIPO) pada tahun 2008.
"Dalam merilis struktur biaya lisensinya untuk standard essential patents (SEPs) 5G, Huawei mempromosikan adopsi dan penggunaan standar secara luas. Standari ini dirancang untuk memastikan interoperabilitas, keandalan, dan persaingan transparan. Di saat yang sama, Huawei juga memberikan pengembalian yang adil untuk investasi dalam Litbang," ucap Francis Gurry, mantan Director General of World Intellectual Property Organization (WIPO).
Francis Gurry, mantan Director General of World Intellectual Property Organization (WIPO) |
Baca juga: Qualcomm dan HMD Global Jalin Kesepakatan Paten 5G
Prestasi Huawei terus belanjut dengan menempati peringkat kedua di Eropa berdasarkan jumlah paten yang disetujui tahun 2019. Sedangkan di Amerika Serikat menduduki peringkat ke-10 di tahun yang sama. Sementara itu di negara asalnya Huawei merupakan pemegang paten terbesar. Pendapatan lisensi paten Huawei sekitar USD1,2 miliar sampai USD1,3 miliar antara tahun 2019 dan 2021.
Jason Ding, Head of Huawei's Intellectual Property Rights Department |
Ding mengumumkan bahwa Huawei menetapkan persentase tarif royalti yang wajar untuk harga penjualan smartphone 5G multi-mode. Batas royalti per unit tersebut adalah USD2,5. Dalam hal perizinan paten, Huawei mengikuti prinsip-prinsip yang adil/fair, masuk akal/reasonable dan non-diskriminatif (FRAND).
"Huawei telah menjadi kontributor teknis terbesar untuk standar 5G. Kami berharap tarif royalti yang kami umumkan hari ini akan meningkatkan adopsi 5G. Peningkatan adopsi ini dengan memberikan struktur biaya yang lebih transparan kepada produsen smartphone yang menggunakan teknologi 5G milik Huawei. Hal ini akan menginformasikan keputusan investasi mereka di masa mendatang," lanjut Ding.
Peluncuran Mini-Site Paten Huawei
Pada forum ‘Innovation and IP Prospects in 2021 and Beyond’ ini, Huawei juga meluncurkan mini-site paten terkini. Mini-site tersebut dapat diakses dari situs web perusahaan. Pada mini-site ini, pengaturan paten dilakukan dalam portofolio yang berbeda. Pembaruan mini-site akan diperbarui secara rutin agar informasi mengenai inovasi terkini perusahaan dapat diketahui industri.
Baca juga: Apple Berhasil Dapatkan Paten Speaker Virtual yang Simulasikan Asal Suara
Pengumuman inovasi dan kegiatan kekayaan intelektual akan dilakukan lebih lanjut secara rutin. Song mengungkapkan bahwa hal tersebut dilakukan agar praktik inovasi Huawei bisa lebih dipahami oleh publik. Langkah tersebut akan menjadi bagian dari inisiatif perusahaan yang lebih luas demi keterbukaan dan transparansi publik yang lebih lanjut.