Teknogav.com – Kaspersky menyelenggarakan Cyber Security Weekend ke-7 di pekan kedua bulan Oktober 2021 ini. Pada kesempatan tersebut, Kaspersky membahas mengenai sikap dan kebiasaan pengguna layanan pembayaran digital di kawasan Asia Pasifik. Pembayaran secara digital merupakan salah satu pilar utama ekonomi digital. Selama pandemi, layanan pembayaran digital pun sangat mendukung peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial miliaran orang di seluruh dunia.
Baca juga: Adopsi Pembayaran Digital Makin Meningkat, Ini Tips Aman Bertransaksi
Cepatnya pertumbuhan dan adopsi pembayaran digital di Asia Pasifik menghadirkan risiko tinggi bagi para pelaku industri dalam ekosistem yang dinamis. Mereka berekspansi ke berbagai pasar secara agresif. Ekspansi itu dilakukan dengan solusi pemasaran kreatif yang harapannya setiap klik bisa mewakili langkah kecil, tetapi signifikan untuk mendominasi pasar.
Chris Connell, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky |
Wawasan mengenai peningkatan adopsi uang elektronik ini dieksplorasi oleh Kaspersky. Ancaman yang menyertai adopsi uang elektronik tersebut diselami lebih dalam melalui presentasi topline dari peneliti elit Kaspersky bersama pakar industri.
“Permintaan yang melonjak untuk pembayaran digital telah mengubah cara kita bertransaksi baik online maupun offline. Bisnis sekarang mendigitalkan operasi mereka untuk mendapatkan pendapatan tambahan melalui pembayaran digital. Sementara itu, konsumen sangat bergantung pada pembayaran digital karena kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan. Ini menunjukkan dengan jelas bahwa banyaknya permintaan untuk proses pembayaran yang cepat, efisien, dan berbiaya rendah. Kaspersky akan mendorong inovasi lebih lanjut di bidang ini, dan kami melihat hal itu terjadi dengan munculnya jalur real-time payment,” ucap Chris Connell, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky.
Vitaly Kamluk, Director of Global Research and Analysis Team (GReAT), Asia Pacific |
Vitaly Kamluk, Director of Global Research and Analysis Team (GReAT), Asia Pacific pun menjelaskan cara serangan finansial yang ditargetkan..Pembahasan yang membidik generasi baru serangan finansial ini juga mencakup siapa target utama dan besar pencuriannya. Kasus insiden pencurian Bank Bangladesh kembali diangkat oleh Kaspersky. Pelaku pencurian tersebut dikaitkan dengan komplotan APT bernama BlueNoroff yang diyakini merupakan subdivisi keuangan kelompok Lazarus yang lebih besar. Kamluk juga memaparkan cara kelompok yang melakukan spionase tersebut berkembang sejak pencurian yang menjadi berita utama. Kini kelompok tersebut juga fokus pada peningkatan nilai aset kripto.
Baca juga: Bank dan Bursa Aset Kripto Merupakan Sasaran Empuk Penjahat Siber
Insiden pencurian Bank Bangladesh sudah terjadi beberapa tahun lalu. Saat ini bank komersial, SWIFT dan industri keuangan lain terus melacak kemungkinkan serangan kembali dari BlueNoroff secara berhatihati. Kemungkinkan pencurian uang dari bank yang kurang terlindungi secara mumpuni pun diwaspadai.
Baca juga: Tips Tingkatkan Pertahanan Siber Bagi Institusi Keuangan
“Banyaknya perhatian selama periode yang lama mengakibatkan BlueNoroff tak berhasil menjalankan operasinya. Akhirnya mereka perlu banyak berupaya melakukan pencucian uang dan menutupi jejak mereka. Mereka pun beralih ke aset kripto yang harganya pun meroket,” ucap Kamluk.