Teknogav.com – Ajang CyberHub Fest 2022 diselenggarakan untuk meningkatkan literasi keamanan digital, mengampanyekan standar keamanan siber dan membangun kolaborasi antara ekosistem quad-helix. Ekosistem ini mencakup pemerintah, pelaku usaha, akademisi dan komunitas. Perusahaan TIK global Huawei telah mendukung ajang CyberHub Fest 2022 yang digelar BSSN dan ACCI tersebut selama dua tahun berturut-turut.
Keamanan siber merupakan wacana penting selama pandemi. Berdasarkan Cybersecurity Ventures, kerugian mencapai USD20 miliar per tahun pada tahun 2021. Dalam waktu 10 tahun, diperkirakan kerugian tersebut meningkat menjadi 13 kali sampai mencapai USD265 miliar. Oleh sebab itu, diperlukan upaya yang sistematik dan nyata untuk membangun landasan keamanan siber yang kuat. Hal ini dibutuhkan untuk menciptakan ekositem yang pintar, dipercaya dan aman untuk menjaga masyarakat tetap terhubung di dunia digital ini.
Baca juga: CyberHub Fest 2022 Tekankan Pentingnya Keamanan 5G di Ruang Siber
CyberHub Fest 2022 berlangsung selama dua minggu, berikut ini adalah beberapa pembicara yang hadir dalam webinar tersebut:
- Syarbeni, Cyber Security & Privacy Protection Officer Huawei Indonesia
- Dono Indarto, Deputi Bidang Strategi dan Kebijakan Keamanan Siber dan Sandi – BSSN
- Brigjen TNI Dominggus Pakel, Kepala Pusat Data and Informasi TIK – BSSN
- Alex Budianto, Ketua ACCI
Syarbeni mengungkapkan bahwa keamanan siber merupakan tantangan yang kompleks dan terus berubah. Hal tersebut membutuhkan kolaborasi yang erat dan pertukaran informasi yang intensif dari seluruh bagian dari ekosistem. Saat ini kesadaran mengenai keamanan siber memang sudah baik, tetapi masih kurang dalam hal standar dan koordinasi pendekatan. Kekurangan tersebut khususnya dalam tata kelola, kemampuan teknis, sertifikasi dan kolaborasi. Kendala tersebut dapat diatasi dengan koalisi, menyusun tujuan bersama, berbagi peran dan tanggung jawab. Selain itu juga perlu kerja sama dalam membangun lingkungan digital yang terpercaya untuk menjawab tantangan masa kini dan masa depan.
“Kepercayaan adalah fondasi bagi lingkungan digital yang sehat. Karenanya, baik kepercayaan maupun ketidakpercayaan harus didasarkan atas fakta, bukan perasaan, bukan spekulasi, dan bukan desas-desus. Untuk itu, fakta hendaknya bisa diverifikasi dan verifikasi pun harus didasarkan pada standar,” ucap Syarbeni.
Hal senada juga diungkapkan Dono Indarto. Menurutnya standar keamanan harus mengacu pada praktik-praktik terbaik yang berlaku di industri dan diakui secara internasional.
”Mempelajari dan mengkaji penerapan standar-standar keamanan global merupakan bagian dari tugas BSSN dalam membangun benteng ketahanan siber negara yang kokoh. Dukungan Huawei terhadap CyberHub Fest 2022 yang juga berkolaborasi dengan asosiasi dan pelaku industri nasional, sangat penting dan bermanfaat. Hal ini untuk ajang pembelajaran dalam rangka mempelajari berbagai standar dan kerangka kerja keamanan siber. Tujuannya agar dapat diimplementasikan segera di Tanah Air,” ucap Dono Indarto.
Baca juga: BPPT dan Huawei Berkolaborasi Kembangkan Ekosistem 5G, AI dan Cloud
Urgensi penguatan standar keamanan cloud pun diungkapkan oleh Brigjen TNI Dominggus Pakel. Beliau mengatakan bahwa penguatan standar keamanan cloud penting untuk memperkuat keamanan siber dan perlindungan privasi data.
“Kita perlu belajar dari pengalaman berbagai pihak untuk menemukan standar dan kerangka yang lebih efektif dan efisien dalam keamanan siber. Oleh karena itu, gelaran CyberHub Fest 2022 yang didukung Huawei ini adalah inisiatif penting. Kami berharap taraf keamanan siber bisa terus ditingkatkan ke depan,” ucap Brigjen TNI Dominggus Pakel.
Baca juga: Huawei Dukung BSSN Selenggarakan Workshop Keamanan Siber di Yogyakarta
Sementara itu Alex Budiyanto mengungkapkan pentingnya peningkatan kesadaran dan keamanan siber seiring pemanfaatan teknologi cloud computing. Selain itu perlu juga pengetahuan mengenai praktik-praktik terbaik demi menjaga keamanan siber di tingkat organisai dan individu.
“Dukungan Huawei dan BSSN dalam gelaran CyberHub Fest 2022 menandakan kolaborasi yang makin erat antara pemangku kepentingan. Kolaborasi dari tersebut termasuk dari pemerintah, asosiasi, dan pelaku industri,” ucap Alex Budiyanto.