
Teknogav.com – Pesatnya kemajuan teknologi saat ini menunjang untuk bekerja jarak jauh dari mana saja berkat dukungan teknologi. Seringkali pekerja digital jarak jauh dipandang sebagai pekerja lepasan, namun di tahun 2020, pekerja digital didominasi pekerja penuh waktu. Pemerintah Republik Indonesia mendukung tren digital nomads ini dengan rencana peluncuran visa digital nomad. Upaya ini dilakukan demi memfasilitasi turis selama bekerja jarak jauh di Indonesia.
Tren digital bekerja jarak jauh dari mana saja banyak memudahkan individu dan bisnis. Di sisi lain, terdapat kerentanan kamanan potensial yang perlu menjadi prioritas untuk ditangani. Kebebasan bekerja jarak jauh juga memiliki risiko keamanan siber yang serius. Beberapa risiko tersebut mulai dari penggunaan Wi-Fi publik, masalah phishing yang terus berulang, router yang terinfeksi, dan lain-lain.
Baca juga: Gelar Cyber Security Training 101 Indonesia, Kaspersky Kupas Tuntas Ancaman Siber
Demi membidik risiko yang ada secara online dan offline, perusahaan keamanan siber global Kaspersky merilis analisis ancaman terkini bagi Indonesia. Laporan tersebut juga memaparkan cara bisnis, individu dan lembaga pemerintah bisa melawan kejahatan siber sambil merangkul tren seperti WFA. WFA atau Work From Anywhere adalah tren bekerja dari mana saja.
Laporan Kaspersky
Data statistik Kaspersky menunjukkan bahwa selama periode April-Juni 2022 sebanyak 11.083.474 ancaman berhasil diblokir komputer peserta KSN di Indonesia. Jika dibandingkan periode yang sama tahun 2021 jumlah ancaman yang terdeteksi mencapai 18.488.946. Angka tersebut menunjukkan adanya penurunan ancaman online di tahun 2022 ini. Total ancaman yang terdeteksi selama kuartal pertama tahun 2022 adalah 11.802.558. Ini menunjukkan adanya penurunan sebesar 6,09%.
Secara keseluruhan, sebanyak 25,2% dari pengguna mengalami serangan ancaman online yang berasal dari situs. Data ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-69 di seluruh dunia dalam hal ancaman akibat berselancar di internet. Eksploitasi kerentanan di browser, plugin dan rekayasa sosial merupakan metode utama pelaku kejahatan siber dalam menembus sistem. Malware juga cenderung menyebar melalui perangkat yang bisa dilepas seperti Flash disk, CD, DVD dan metode offline.
Baca juga: Tips Aman 'Work From Home' dari Palo Alto Networks
Produk Kaspersky berhasil mendeteksi 13.533.656 insiden lokal di peserta lokal peserta KSN di Indonesia selama kuartal kedua tahun 2022. Di periode tresebut sekitar 24,71% pengguna di Indonesia terpapar ancaman online lokal. Angka tersebut menunjukkan adanya penurunan sekitar 17,8% jika dibandingkan dengan 17.975.442 deteksi selama Q2 tahun 2022. Ini menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-66 dalam hal ancaman lokal.
Penurunan sekitar 3,66% juga terjadi ketika dibandingkan dengan 14.047.376 deteksi selama kuartal pertama tahun 2022. Kendati demikian perlu diingat bahwa terjadi peningkatan kualitas dan dampaik serangan.
“Penurunan dalam ancaman online dan offline terdeteksi di Indonesia seharusnya tidak dijadikan alasan untuk berhenti waspada. Kita harus selalu memperhatikan, terutama ketika tren WFA marak, menjadikan kita makin bergantung kepada internet sekaligus membuat terpapar risiko berbahaya. Kemungkinkan kerusakan akibat serangan pun meningkat,” ucap Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.
Awal tahun 2022 pelaku kejahatan siber terlihat sering menggunakan teknik brute-forcing password untuk mengakses layanan jaringan dengan tidak sah. Kaspersky memperkirakan bahwa pelaku kejahatan siber sering memintas siklus dari malware yang digunakan. Sampel berbahaya bisa digunakan pada sekumpulan sasaran yang terbatas dan hanya aktif selama beberapa minggu pada efektivitas puncak. Build baru pun kemudian diluncurkan untuk melewati deteksi. Kemampuan menghindari deteksi ini membuat adopsi penggunaan teknologi dan perlindungan makin penting dilakukan.
“Sistem kerja fleksibel pasti meningkatkan kepuasan pekerja, produktifitas internal, bahkan menghasilkan insentif finansial yang menarik. Di sisi lain, peningkatan serangan siber menjadikan banyaknya celah bagi pelaku kejahatan siber untuk membobol keamanan perangkat. Organisasi perlu membangun strategi konkret serta inisiatif dalam mempertahankan keamanan perusahaan. Kami menyarankan perusahaan dan pemerintah berkolaborasi dalam program WFA, agar segala keputusan, peraturan serta pencegahan didukung pertahanan intelijen yang kuat. Pertahanan intelijen inilah yang dapat mengamankan tren digital di masa depan,” lanjut Yeo.
Baca juga: Tips Aman WFH dan Konferensi Video dari Kaspersky
Tips Perkuat Keamanan Perusahaan
- Kaspersky memberikan rekomendasi untuk memperbaiki keamanan perusahaan. Berikut ini adalah beberapa cara tersebut:
- Memberikan edukasi kepada karyawan mengenai keamanan siber melalui pelatihan kesadaran siber. Hal ini agar seluruh karyawan memahami semua aturan dan kemungkinkan yang akan terjadi. Edukasi tersebut termasuk dalam hal menjaga kata sandi, data pribadi konsumen, keamanan fisik perangkat sampai klasifikasi data
- Mempersiapkan tingkatan akses, memberi izin akses hanya untuk yang memiliki kebutuhan akses tersebut di setiap level
- Menerapkan penggunaan kata sandi yang unik di lingkungan kerja dan menjaga dari akses banyak orang
- Menyimpan cadangan data penting dan memperbarui perlengkapan teknologi informasi secara berkala.
- Gunakan perlindungan titik akhir atau EDR untuk mendeteksi, investigasi dan perbaikan insiden tepat waktu seperti Kaspersky Endpoint Detection and Response
- Terapkan solusi keamanan tingkat korporat yang mendeteksi ancaman tingkat lanjut di tingkat jaringan tahap awal yang penting seperti Kaspersky Anti Targeted Attack Platform.
- Memasukkan umpan (feed) ancaman global ke sistem untuk memberikan visibilitas mendalam ke organisasi penargetan ancaman siber seperti Kaspersky Threat Intelligence.
Demikianlah beberapa tips dari Kaspersky yang bisa diterapkan untuk memperbaiki keamanan perusahaan.