Ini Tujuh Prediksi NTT Mengenai Tren Teknologi Tahun 2024 Ini Tujuh Prediksi NTT Mengenai Tren Teknologi Tahun 2024 ~ Teknogav.com

Ini Tujuh Prediksi NTT Mengenai Tren Teknologi Tahun 2024

Teknogav.com – Perusahaan layanan teknologi informasi (TI) global, NTT, Ltd menyampaikan prediksi mereka mengenai teknologi terpenting di tahun 2024. Perpaduan tren baru dan tren utama makin berkembang di seluruh jaringan, edge, 5G privat, pusat data dan cloud tahun depan. Hal ini telah didahului disrupsi besar sepanjang tahun 2023 yang dipicu perencanaan dan perusahaan untuk beradaptasi dengan AI generatif.

“Adopsi AI tumbuh secara eksponensial. Sementara itu, artificial general intelligence (AGI) dan singularitas teknologi yang jauh di masa depan. Seiring dengan hal tersebut, manusia akan menjadi bagian penting dalam kisah AI. Setiap perusahaan harus melihat lebih jauh ke depan untuk memastikan kemampuan memanfaatkan teknologi baru di masa depan. Mereka harus bisa berupaya mencapai sasaran yang lebih berkelanjutan,” ucap Shahid Ahmed, Group EVP, New Ventures and Innovation, NTT Ltd.
Berikut ini adalah tujuh tren teknologi dari NTT:

1.    ‘Dark NOC' menjadi bagian dalam dunia jaringan

Automasi Network Operations Center (NOC) sepenuhnya dan tanpa intervensi manusia menjadi ideal seiring kemajuan AI untuk operasi TI (AIOps). Perusahaan jaringan akan menerapkan AIOps lebih lanjut dalam operasi yang lebih luas selama 12 bulan ke depan. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas jaringan, mendukung teknisi dan memodernisasi infrastruktur.

Baca juga: Kapabilitas Baru VMware SD-WAN Tingkatkan Kinerja dan Fleksibilitas

Kendati automasi merupakan inti dari ’Dark NOC’, peran manusia tetap menjadi kunci keberhasilan. Peningkatan keterampilan merupakan fokus penting penyedia jaringan, sambil memastikan pelaksanaan persiapan yang dibutuhakan dari sudut pandang teknologi. Persiapan ini mencakup standarisasi AP sampai optimalisasi pemrosesan data. Para spesialis jaringan juga harus memahami bahwa otomatisasi membantu, dan kemampuan manusia tetap penting bagi fungsi jaringan.

2.    AI mendorong investasi pada sumber energi yang lebih inovatif, yaitu infrastruktur pusat data

Kebutuhan daya listrik pada rak pusat data atau rak server biasanya sekitar 6-8 kw. Peningkatan kepadatan tersebut bisa dipercepat AI, sehingga rak berkapasitas 50-100 kw bahkan lebih sudah wajar ditemui. Konsumsi listrik di beberapa tahun mendatang diperkirakan akan berlipat ganda, bahkan bisa tiga kali lipat, sehingga menghasilkan lebih banyak panas. Kondisi ini tentunya memerlukan pendinginan lebih banyak, sehingga menjadi tantangan bagi perusahaan yang memiliki target net zero.

Baca juga: Huawei Luncurkan Serangkaian Produk dan Solusi untuk Energi Terbarukan

Eksplorasi sumber daya energi listrik yang berkelanjutan akan dilakukan banyak perusahaan bersama dengan penyedia listrik di tahun 2024. Tren disruptif tersebut juga dipercepat dengan pengetatan peraturan pusat data untuk memenuhi tujuan keberlanjutan perusahaan. Hal ini dipicu juga dengan makin banyaknya pemerintah dan pelanggan yang menetapkan penggunaan dan/atau pasokan efisiensi energi.

Pasokan daya pada pusat data NTT telah memakai teknik-teknik pendinginan dengan cairan, proyek pemanas distrik dan penelitian panel surya di ruang angkasa.

3.    Keberlanjutan menjadi bagian utama dari semua solusi teknologi terbaru

Sebelumnya, keberlanjutan sudah diidentifikasi sebagai tiga pendorong utama inovasi dan pertimbangan utama dalam proses pengadaan teknologi informasi. Keberlanjutan akan memberi pengaruh lebih besar pada tenologi yang diujicobakan, diinvestasikan dan dikembangkan oleh tim TI di tahun depan. Hal ini terutama seiring dengan perkembangan peraturan, pengembangan baru dan pengetatan.

Contohnya penetapan penggunaan sumber listrik terbarukan tak disubsidi untuk memasok 50% listrik di pusat data Jerman per 1 Januari 2024. Persentase tersebut akan ditingkatkan menjadi 100% per tahun 2027.

Perusahaan makin memanfaatkan energi baru dalam perjalanan menuju target net zero yang ramah lingkungan. Contoh teknologi tersebut adalah 5G Privat seperti yang dipakai perusahaan global LyondellBasell dan Schneider Electric. Tujuan penggunaan teknologi ini adalah mendorong penerapan pabrik pintar yang berpartisipasi pada inisiatif ESG. Penerapan ini mencakup mitigasi karbon sampai ekonomi sirkular perangkat keras infrastruktur. Tekanan lebih besar kepada pemasok TI juga membantu industri mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) dan key performance indicator (KPI).

4.    Jaringan kabel optik akan makin umum dipakai

Fokus pada efisiensi, keandalan, keberlanjutan, dan kesiapan jaringan di masa depan akan meningkat. Hal ini akan mengedepankan jaringan optik di tahun 2024 yang potensinya dibuktikan oleh uji ciba terkini. Hasil uji coba menunjukkan kecepatan transmisi dengan jaringan optik tersebut mencapai 1,2 Tbps. 

Lebih dari 90% eksekutif senior di semua industri ingin memodernisasi jaringan untuk memastikan kesiapan menghadapi tantangan saat ini dan yang akan datang. Selain itu, teedapat upaya terpadu yang lebih luas untuk mengatasi keterbatasan infrastruktur yang ada dengan teknologi optik. Kini, lebih dari 100 perusahaan sudah bermitra untuk memajukan IOWN (Jaringan Optik dan Nirkabel Inovatif). Kemitraan ini dilakukan untuk memastikan kesiapan dunia menghadapi teknologi masa depan dan mendorong penggunaan jaringan optik. 

5.    Ekosistem IoT meningkatkan adopsi P5G dan Edge

Perpaduan IoT, 5G Privat dan edge computing memungkinkan perusahaan mendapatkan wawasan secara real-time dan membuat kebijakan lebih baik. Upaya perusahaan dalam mempercepat digitalisasi membutuhkan lebih banyak konektivitas dan lebih banyak perangkat teknologi terkini. Hal ini diperlukan karena perusahaan terus mendigitalkan lingkungan fisik.

Keandalan ini makin pentinf karena perusahaan perlu data untuk memenuhi platform analitik yang didukung oleh AI/ML (artificial intelligence/machine learning). Kurangnya temaga kerja akan meningkatkan automasi. Computer Vision dan digital twins akan menjadi use case utama yang memicu kebutuhan kemampuan edge yang kuat. 

Perusahaan membutuhkan bantuan dari luar untuk melangkah lebih jauh. Diperkirakan 8 dari 10 perusahaan bergantung pada layanan edge pihak ketiga dalam dua tahun ke depan. 

Baca juga: Huawei Tingkatkan Solusi CloudFabric 3.0 yang Mendukung Konektivitas sampai 400GE 

Kebutuhan perangkat berkemampian 5G dipenuhi NTT dan para mitranya untuk mendukung beberapa use case. Contoh-contoh use case mencakup perangkat push-to-talk, headset augmented reality, kamera dan sensor visi komputer. Penerapan use case ini berlaku di seluruh sektor manufaktur, otomotif, logistik, dan industri lainnya, khususnya seputar jaringan privat dan P5G.

6.    Pentingnya keahlian manusia dalam penerapan sistem AI

Temuan dalam laporan global CX NTT 2023 menunjukkan bahwa sebagian besar interaksi CX (customer experience) masih memerlukan intervensi manusia. Hal ini disepakati para eksekutif sebagai bagian penting dalam perjalanan pelanggan. Kendati demikian, 4 dari 5 perusahaan berencana memasukkan AI pada penyampaian CX dalam 12 bulan ke depan. Kunci keberhasilan upaya ini masih mengandalkan faktor manusia. 

Seiring beralihnya fokus perusahaan pada otomatisasi, perusahaan akan menekankan pada penanganan kekurangan keahlian yang makin meningkat seiring perkembangan AI. Hal inu dilakukan demi menyempurnakan keahlian manusia. Dasar-dasar AI dan analisis big data akan menjadi keahlian dasar bagi sebagian besar pekerjaan di berbagai industri. Namun, perekrutan karyawan baru bukanlah solusi satu-satunya.

Hasil penelitian NTT DATA menunjukkan bahwa selama tiga tahun terakhir para pemimpin bisnis cenderung mendapatkan laba lebih dari 25%. Keuntungan tersebut bisa diperoleh dari investasi pada inisiatif pengembangan kecakapan, baik reskilling mauoun upskilling. Tren tersebut akan terus berlanjut sampai tahun 2024. Kesenjangan kecakapan dan kebutuhan perusahaaan dapat diatasi dengan metode pendidikan yang lebih dipersonalisasi. 

7.    Invisible clouds mulai bergerak vertikal atau lebih dalam

Lingkungan cloud menjadi tak tampak saat berfungsi dengan baik, sehingga aplikasi menempati panggung utama. Sebagian besar manfaat cloud sudah dirasakan di ranah perkantoran, alat manajemen proyek, solusi CRM dan sejenisnya. Namun, saat ini pemanfaatan cloud belum dikuasai industri tertentu sepenuhnya. Nah, hal tersebut akan berubah tahun depan.

Paket perangkat lunak vertical cloud, PaaS, dan IaaS layer lebih banyak dipakai pada tahun 2024. Penggunaan tersebut untuk orientasi kebutuhan industri yang fokus menyasar bisnis. Hal ini telah diperkirakan para analis cukup lama, dan kini banyak yang berminat pada proyek-proyek tersebut.

Penyedia layanan transformasi untuk industri transportasi dan pertahanan telah bertransisi ke pengunaan infrastruktur cloud untuk mengoptimalkan pengeluaran dan mengurangi biaya.

Share:

Artikel Terkini