Tawarkan Pengalaman Berbeda, Film “Heartbreak Motel” Gunakan Tiga Jenis Kamera Tawarkan Pengalaman Berbeda, Film “Heartbreak Motel” Gunakan Tiga Jenis Kamera ~ Teknogav.com

Tawarkan Pengalaman Berbeda, Film “Heartbreak Motel” Gunakan Tiga Jenis Kamera


Teknogav.com - Film 'Heartbreak Motel' yang dipersembahkan Visinema Pictures merupakan adaptasi dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Ika Natassa. Antusiasme terhadap film ini terlihat dari banyaknya jumlah penonton trailer film tersebut. Sejak dirilis, jumlah penonton trailer film ini mencapai 1 juta views dalam waktu kurang dari 12 jam. Kekuatan dari film ini adalah penggunaan pendekatan visual dan story telling berbeda, termasuk menggunakan tiga jenis kamera berbeda.

Tiga jenis kamera yang digunakan adalah kamera digital dan dua kamera seluloid, 16 mm dan 35 mm. Perpaduan gambar dari kamera tersebut dilakukan untuk melakukan pendekatan visual dan storytelling yang berbeda.

"Penggunaan tiga jenis kamera dilakukan untuk meningkatkan pengalaman menonton dan juga sebagai strategi marketing. Pengambilan gambar dengan tiga jenis kamera ini yang dikemas dalam satu film dilakukan untuk memberikan pengalaman sinematik dan keinginan agar orang lain bisa merasakan pengalaman nonton dalam bentuk berbeda," ucap Kori Adyaning, produser film 'Heartbreak Motel'.


Kori Adyaning, produser film 'Heartbreak Motel'

Film yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko ini berkisah tentang perjalanan cinta yang penuh gejolak, patah hati dan penemuan diri. Kisah ini diangkat dari novel yang ditulis oleh Ika Natassa dan dikembangkan menjadi naskah film oleh Alim Sudio.

"Hal pertama yang membuat saya sangat tertarik adalah bagaimana sinopsis dikembangkan mas Alim dan Kori. Ketika baca sinopsis, jika bisa pengerjaannya dengan pendekatan yang berbeda dan dengan nuansa lebih suspens. Projek ini memberi kesempatan untuk mengeksplorasi dan bereksperimen dengan bentuk baru dalam story telling," ucap Angga.
Angga Dwimas Sasongko, sutradara film 'Heartbreak Motel'
Menurut Angga, film ini merupakan sesuatu yang berbeda. Ketika Ika Natassa memberi izin untuk mengembangkan cerita dengan mengeksplorasi sendiri, maka dunia Ava diceritakan dengan cara masing-masing. Komposisi dan gerak kamera dilakukan dengan cara berbeda. Kisah Ava menarik untuk diceritakan dengan persoalan lebih ke sensitivitas perempuan, sehingga perlu mempelajari empatinya untuk menjelajah dalam kepala Ava.


"Angga ingin membuat film thriller dari buku Ika. Sense of thrilling itu yang harus dijaga saat diadaptasi. Ika saat menulis bukunya pun sudah sejauh itu menjadi thriller, bukan lagi sekadar kisah romansa," ucap Alim Sudio.
Alim Sudio, penulis naskah film 'Heartbreak Motel'
Penggunaan tiga jenis kamera berbeda dilakukan Angga Dwimas Sasongko untuk menyajikan pendekatan visual yang berbeda. Namun, sentuhan personal Angga tetap membawa pesan utama dari kisah yang ada di novel.

“Ketika saya membaca novel “Heartbreak Motel”, bagi saya ini adalah novel dari Ika Natassa yang paling sinematik. Saya sudah terbayang seperti apa visualisasinya sejak awal. Sampai akhirnya saya memilih menggunakan pendekatan tiga jenis kamera yang berbeda dan akan memberikan pengalaman sinematik yang baru bagi penonton,” ucap Angga Dwimas Sasongko, CEO Visinema dan Sutradara “Heartbreak Motel”. 

Sentuhan-sentuhan personal Angga sebagai sutradara dipadukan dengan para pemeran yang menghidupkan karakter mereka dianggap Ika Natassa menjadikan film ini berbeda. Ika mengungkapkan bahwa film ini merupakan adaptasi novel paling out of the box.

Angga tetap menghormati karya asli Ika, ada banyak hal yang dipertahankan agar bisa menghadirkan benang merah dari pemikiran-pemikiran Ika. Benang merah tersebut harus dipertahankan saat mengalihwahanakan dari novel ke ruang audio visual. Film tersebut bukan hanya visi Angga, tetapi bersama Alim dan juga melakukan envision misi Ika. Film ini memberi nilai tambah dari novel.

"Saya sudah lama ingin karya saya diadaptasi oleh seorang Angga Dwimas Sasongko. Penulisan novel 'Heartbreak Motel' merupakan cara untuk keluar dari zona nyaman. Ketika muncul tawaran untuk dialihwahanakan menjadi film, maka yang paling cocok menggarap adalah Angga dan Visinema. Angga memberikan banyak layer dipadukan dengan performance teman-teman aktor. Kisah ini menyampaikan bahwa kita sama-sama orang yang butuh diakui dan diterima. Orang yang terlihat sempurna ternyata ada kekosongan, saat sendiri muncul pertanyaan, apakah kita benar-benar bahagia?" ucap Ika Natassa.
Ika Natassa, penulis novel 'Heartbreak Motel'
Film 'Heartbreak Motel' merupakan kolaborasi pertama Ika Natassa bersama dengan Angga Dwimas Sasongko. Drama romansa dalam film ini disampaikan dengan sentuhan personal sambil tetap membawa pesan utama dari kisah yang ada di novel. Jajaran aktor-aktor ternama Indonesia dan para pemenang Piala Citra FFI untuk Pemeran Utama Terbaik turut berperan dalam film ini. Mereka adalah Laura Basuki, Reza Rahadian dan Chicco Jerikho.

“Cerita-cerita yang ditulis Ika genrenya romansa, dan orang Indonesia menyukai cerita-cerita romansa. Namun, cerita romansa yang ditulis Ika selalu memiliki kedalaman pada setiap perannya. Selain itu, konflik-konflik yang muncul dalam hubungannya juga menarik. Kita bisa mengimajinasikan peran-peran itu dan akhirnya ketika divisualisasikan ke dalam film, menjadi yang ditunggu-tunggu orang. Semoga 'Heartbreak Motel' juga mendapat penerimaan yang baik,” ucap Laura Basuki, pemeran Ava.
Laura Basuki, pemeran Ava dalam film 'Heartbreak Motel'
Laura Basuki juga pernah bekerja sama dengan Ika Natassa dalam mini seri. Menurut Laura, Ika merupakan sosok dengan cara kerja yang sangat sistematis dan memiliki pendekatan karakter yang detail. Setiap mengerjakan film, Laura Basuki juga memiliki playlist sendiri untuk membangkitkan mood karakternya. Selain itu, Angga juga berbagi playlist untuk memudahkan Laura membaca mood yang akan dibawakan.


"Senang bisa terlibat dalam film yang menyuguhkan pendekatan teknis yang sudah lama tidak dilihat dalam film Indonesia," ucap Reza Rahadian, pemeran Reza Malik.

Kisah dalam 'Heartbreak Motel' menggambarkan kehidupan seorang Ava (Laura Basuki), seorang aktris ternama yang merindukan cinta sejati. Kerumitan kisah cintanya,  dimulai saat menjalani hubungan yang toksik Reza Malik (Reza Rahadian), seorang aktor ternama. Kemudian Ava pun dipertemukan dengan Raga (Chicco Jerikho), seorang pria dengan cinta yang sederhana dan tulus.

"Raga bisa memberikan sentuhan less is more. Ini adalah film bertama saya dalam berkolaborasi dengan Reza dan Laura," ucap Chicco.
Chicco Jerikho, pemeran Raga dalam film 'Heartbreak Motel'

Cinta Reza dan Raga membuat Ava penuh keraguan dan pertanyaan yang berpadu dengan traumanya sendiri. Ava juga berusaha untuk memahami diri dan berusaha menemukan kebahagiaan yang sebenarnya. Film ini seakan mengajak penonton untuk merenung mengenai apa yang diinginkan dalam hidup dan cara mencintai diri sendiri apa adanya.

Film ini juga menjadi reuni Angga dengan beberapa pemeran yang pernah bekerja sama. Reza Rahadian, yang membintangi film drama pertama Visinema, dan Chicco Jerikho telah membintangi tujuh film yang disutradarai Angga. Selain itu, Sheila Dara Aisha juga telah berperan dalam tiga judul film arahan Angga.

Sajian drama romansa dalam film 'Heartbreak Motel' dapat mengubah cara pandang seseorang mengenai cinta. Karakter Ava yang diperankan oleh Laura Basuki terasa penuh dengan kelembutan dan kerapuhan. Sedangkan karakter Reza dan Raga digambarkan penuh perhatian, tetapi dengan cara yang berbeda. Berbagai adegan-adegan berkesan dengan dialog yang kuat juga disajikan film ini. Penayangan film 'Heartbreak Motel' di jaringan bioskop Indonesia akan dimulai pada 1 Agustus 2024.
Share:

Artikel Terkini