
Teknogav.com - Penipuan online dan rekayasa sosial makin gencar dilakukan penjahat siber. Biasanya korban tertipu karena panik mendapat pemberitahuan atau peringatan berkedok instansi pemerintahan sehingga segera mengklik tautan atau mengunduh aplikasi berbahaya. PT Digital Forensic Indonesia (DFI) berupaya memperkuat perlindungan terhadap masyarakat dari ancaman kejahatan siber yang makin meningkat.
Langkah nyata yang dilakukan DFI untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan diluncurkannya aplikasi digital Indonesia Cyber Crime Combat Center (IC4). Aplikasi ini merupakan layanan digital untuk mendukung masyarakat mencegah dan mengatasi berbagai bentuk kejahatan online. Masyarakat dapat melaporkan tautan phishing di layanan ini, kemudian tautan tersebut akan di-take down dalam waktu 1x24 jam. Layanan IC4 ini dapat diakses melalui situs resmi atau aplikasi yang tersedia di platform Android dan iOS.
Baca juga: Ancaman Web di Indonesia Tahun 2024 Nyaris Capai 20 Juta
Fitur-fitur IC4 adalah sebagai berikut:
- Cek Data yang mencakup pengecekan email, link phishing, file/APK, rekening, pesan penipuan, nomor telepon, dan profil fintech. Fitur ini dapat digunakan untuk mendeteksi awal kejahatan online
- Pelaporan kasus kejahatan online melalui aplikasi IC4 yang bisa diunduh di Google Play Store dan App Store, atau melalui https://ic4.id/. IC4 dapat melakukan take down permanen tautan terkait kejahatan online dengan cepat untuk mencegah kerugian.
- Artikel-artikel dari pakar yang mengulas mengenai kejahatan siber, termasuk modus dan saran pencegahan
Sejumlah pakar teknologi informasi dan keamanan siber turut menghadiri acara peluncuran IC4. Beberapa di antaranya adalah Gildas Deograt Lumy, CEO XecureIT dan Ir. Onno Widodo Purbo, M.Eng, Ph.D Rektor lnstitut Teknologi Tangerang Solatan (ITTS). Selain itu, hadir juga Sulistyo, Deputi III Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN).
![]() |
Onno W. Purbo dan Gildas Deograt Lumy |
"Indonesia sedang menapaki transformasi digital yang menentukan bangsa digital. Dalam perjalanannya ada kejutan-kejutan. Negara-negara yang ada di bagian selatan ini agak sulit mengejar kemajuan-kemajuan AI. Sebulan lalu kita dikejutkan oleh Deepseek. Sepekan lalu, kami menghadiri pertemuan global AI Action Summit yang digelar di Paris, Prancis.Ini merupakan pertemuan lanjutan dari AI Safety Summit yang digelar di Bletchley Park, Milton Keynes, Inggris, tempat Alan Turing berkantor. Acara-acara tersebur merupakan pertemuan teknologi hi tech. Kita menyaksikan delonstrasi-demonstrasi atau temuan-temuan disrupsi yg terjadi. AI tak lepas dari geopolitik, ada Amerika, Eropa dan Cina yang merupakan tiga sumbu besar. Lanskap dari transformasi digital ini mencakup infrastruktur digital yg harus dilindungi," ucap Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital.
![]() |
Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital. |
Baca juga: Kaspersky Tanggapi Dugaan Insiden Terkait Asisten AI DeepSeek
Nezar menegaskan bahwa Indonesia sedang menempuh perjalanan yang krusial dalam transformasi digital. Keamanan digital merupakan hal penting selain AI dan Big Data yang harus diperhatikan seluruh pemangku kepentingan ekosistem digital.
“IC4 merupakan sumbangsih dari ekosistem dalam memperkuat keamanan ruang digital di Indonesia. IC4 diharapkan dapat menjadi salah satu pilar dalam perlindungan atas kejahatan online bagi masyarakat secara luas,” lanjut Nezar.
Apresiasi terhadap inisiatif IC4 juga disampaikan Sulistyo, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN. Menurutnya, IC4 merupakan inisiasi yang positif dari ekosistem digital sebagai solusi yang membantu pemerintah mengurangi risiko kejahatan siber.
![]() |
Sulistyo, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN |
“UU Keamanan dan Ketahanan Siber telah masuk Prolegnas DPR RI di era Presiden Prabowo Subianto. Kontribusi dari komunitas keamanan digital seperti aplikasi IC4 ini dapat menjadi bagian strategi keamanan siber nasional,” ucap Sulistyo.
Data Komdigi mengungkapkan bahwa selama 2017-2024, layanan cekrekening.id sudah menerima 572 ribu aduan nomor rekening terkait penipuan online. Kerugian dari tindak kejahatan ini diperkirakan mencapai triliunan rupiah. Kondisi ini menunjukkan betapa mendesaknya keberadaan kanal pelaporan yang mudah diakses masyarakat untuk melawan kejahatan siber.
Ruby Alamsyah, CEO sekaligus Founder IC4 mengatakan bahwa IC4 dapat berperan sebagai kanal pelaporan yang dibutuhkan tersebut. Masyarakat perlu waspada terhadap berbagai modus kejahatan online yang terus berkembang. Tim support IC4 siap melayani konsultasi terkait kejahatan daring, modus operasi, dan pengecekan data digital.
![]() |
Ruby Alamsyah, CEO dan founder IC4 |
"Kehadiran IC4 diharapkan dapat meningkatkan tingkat literasi digital masyarakat. Harapannya, juga bisa menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan terpercaya di Indonesia. Sehingga istilah no viral, no justice tidak akan terjadi lagi karena masyarakat dapat melaporkan kejahatan online secara gratis,” ucap Ruby.
Baca juga: Berpengalaman pun Tak Jamin Lolos Serangan Phishing yang Didukung AI
Aplikasi IC4 bisa dimanfaatkan masyarakat umum dan juga korporasi untuk memperkuat sistem keamanan digitalnya. Hal ini penting terutama bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki pelanggan atau langganan dalam jumlah besar.
“IC4 dapat membantu korporasi meningkatkan keamanan digital di ekosistemnya, seperti melindungi nasabah atau pelanggan,” lanjut Ruby.
Tiga Modus Penipuan Online Teratas
Periode trial IC4 telah berlangsung selama 2023-2024. Selama periode tersebut, terdapat tiga modus penipuan online yang sering terjadi, yaitu sebagai berikut:
- penipuan berkedok instansi pemerintahan dengan mengirimkan tautan Google Play palsu untuk mengunduh APK
- penipuan tautan phishing berkedok klaim dana bantuan sosial (bansos)
- penipuan lowongan pekerjaan yang menempati peringkat teratas. Rata-rata tiga laporan kasus per minggu atau sekitar 156 laporan kasus selama tahun 2024.
Selama beberapa bulan belakangan di tahun 2025 ini, penipuan phishing link berkedok klaim dana bansos dan tautan website Google Play palsu untuk mengunduh APK terpantau makin marak.