
Teknogav.com - Lanskap ancaman siber kian kompleks dengan berbagai ancaman baru yang terus berkembang di tahun 2024. Temuan ini diperlihatkan AwanPintar.id dalam Laporan Ancaman Digital di Indonesia Semester 2 dan Analisis Serangan Sepanjang Tahun 2024. Komplikasi kerentanan keamanan siber juga makin bertambah seiring kehadiran teknologi kekinian dan kesalahan manusia yang berulang.
Laporan dari AwanPintar.id memperlihatkan bahwa pelaku kejahatan siber memiliki lebih banyak kecakapan teknis, motivasi dan sumber daya keuangan dibandingkan sebelumnya. Faktor-faktor tersebut digunakan untuk menyerang infrastruktur penting suatu negara. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan serangan setiap tahun dan sasarannya.
Baca juga: AwanPintar.id, Solusi Kemanan Siber dengan Cloud yang Berbasis di Indonesia
“Dari semua vektor yang diungkap oleh AwanPintar.id®, data-data tersebut memaparkan segala kerentanan yang ada dalam infrastruktur internet Indonesia. Kisi-kisi ini dapat menjadi panduan bagi institusi pemerintah, perusahaan dan individu untuk melakukan tindakan preventif untuk menghadapi ancaman siber di tahun 2025. Dari serapan data tersebut juga bisa disimpulkan perlunya semua pihak untuk segera beradaptasi dengan strategi keamanan mereka," ucap Yudhi Kukuh, pendiri AwanPintar.id®.
![]() |
Yudhi Kukuh, pendiri AwanPintar.id® |
Serangan Siber di Indonesia
Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami peningkatan ancaman siber. Hal ini diverifikasi AwanPintar.id® yang terangkum secara informatif dalam Laporan Ancaman Digital yang baru diterbitkan. Selama tahun 2024, jumlah serangan mencapai 5.743.607.694. Jika dibandingkan dengan semester I tahun ini, maka pada semester II terjadi peningkatan serangan sebesar 32,44%. Serangan ini terjadi dua arah, dari luar negeri dan dalam negeri. Sasaran serangan tersebut adalah kerentanan lama dan membuka kerentanan baru di infrastruktur jaringan internet nasional.
Sebagian besar serangan dari dalam negeri diarahkan ke Jakarta yang masih merupaan pusat pemerintahan dan bisnis di Indonesia. Serangan besar-besaran di Jakarta ini tentu saja memengaruhi ketahanan dan kedaulatan siber negara.
Baca juga: AwanPintar.id Petakan Ancaman Siber di Jaringan Internet Indonesia dengan Sistematis
Pencurian Kredensial
Laporan Ancaman Digital di Indonesia Semester 2 dan Analisa Sepanjang Tahun 2024 menunjukkan lonjakan serangan yang tinggi, khususnya semester 2. Setelah serangan melonjak sangat tinggi, terjadi penurunan selama dua bulan terakhir. Hal ini dapat membuat orang terlena dan beranggapan keamanan siber meningkat dan ancaman dapat dieliminasi.
Namun, ternyata lebih dari 10 juta serangan dilancarkan dalam dua bulan terakhir di tahun 2024 untuk mencuri kredensial secara masif. Temuan ini diperoleh AwanPintar.id melalui penelususan data secara terukur. Tujuan serangan tersebut adalah memperoleh askses untuk mengusai jaringan sepenuhnnya.
AwanPintar.id menemukan adanya eksploitasi pada CVE-2024-45519 yang terkait dengan Zimbra Email Server serta CVE di tahun 2024. Tahun sebelumnya, eksploitasi berkaitan degnan Apache, Fortinet Cisco dan Mikrotik. Sistem tersebut banyak digunakan di Indonesia dan merupakan bagian dari infrastruktur penting berbagai bisnis di Indonesia.
Baca juga: Teknologi IP Intelligence AwanPintar.id Maksimalkan Kinerja Detektor Serangan Jaringan
Informasi tersebut mengingatkan seluruh pengguna internet di Indonesia. Pemerintah, dunia bisnis dan individu untuk mengaudit sistem dan jaringan mereka secara menyeluruh. Langkah ini untuk memastikan bahwa seluruh hak ases terlindungi dan aman dari pencurian dan pengambilalihan.
Kolaborasi untuk Perkuat Keamanan Siber
Serangan siber yang terus menerus mengingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan siber nasional dalam mengatasi kejahatan siber secara menyeluruh. Kolaborasi yang dilakukan AwanPintar.id® dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) terus diperkuat. Upaya ini dilakukan dengan memperkuat pembangunan jaringan keamanan siber di seluruh Indonesia. Kolaborasi ini saling melengkapi, integrasi data dapat terus diperluas dengan skala cakupan perlindungan siber.
Harapannya, sinergi antara kedua entitas keamanan siber tersebut dapat memberikan layanan informasi terkait ancaman siber dengan berbagi data-data komprehensif. Data-data menyeluruh ini mengenai situasi terkini di ranah siber Indonesia. Upaya ini diharapkan dapat menjadi edukasi bagi berbagai kalangan untuk membangun kesadaran keamanan siber yang lebih baik.